Gegara Soto (tantangan om Jay)

 


Gegara Soto



“Ketahuilah bahwa rasa syukur merupakan tingkatan tertinggi, dan ini lebih tinggi daripada kesabaran, ketakutan (khaufa0, dan keterpisahan dari dunia (zuhud). – Imam al-Ghazali


Soto mengingatkan saya jauh ke kampung halaman. Masakan khas almarhum ibu. Masakan rumahn namun cita rasa mewah bak restoran hotel bintang 5 bahkan tak ternilai karena dibumbui kasih sayang seorang ibu. Kenangan itu kian jelas terbayang. Alfatihah untuk ibu tercinta.

Ibu jago memasak. Apapun disulapnya menjadi hidangan istimewa di tangannya apalagi soto. Bahan yang diperlukan cukup sederhana, sesederhana pikiranku.  Murmer deh pokoknya. Cara mengolahnya pun sangat mudah dan tak memakan waktu. Hal inilah yang membuatku sering memasak soto untuk keluargaku. Namun tak selezat masakan ibu. Beda tangan beda rasa. Beda koki beda cita rasa.

Di kampung saya hanya ada soto bening alias tanpa santan dan kunyit. Kebetulan juga keluarga saya kurang menyukai santan. Jadi ya paslah kalua memasak soto bening.

Oh ya, bahan-bahan yang diperlukan unuk membuat soto ini ayam secukupnya, bihun, toge, bawang daun, seledri, jeruk nipis, dan tomat. Bumbu yang harus disiapkan bawang putih, bawang merah, sedikit merica, pala, dan garam secukupnya. Cara membuatnya, pertama cuci bersih semua bahan. Rebus sebentar ayamnya untuk menghilangkan obat kimia yang mungkin disuntikkan. Lalu buang air rebusan tadi. Ulek bawang putih, merica dan pala. Potong daun bawang. Tumis bumbu dan potongan daun bawang. Setelah tercium harum tambahkan air secukupnya. Masukkan ayam begitu air mendidih supaya ayam cepat matang dan tidak berbau anyir ( amis dala bahasa Jawa). Sambil menunggu ayamnya empuk, rebus bihun sebentar. Boleh juga disiram air panas saja karena cepat matang. Lalu tiriskan. Rebus toge sebentar. Tiriskan. Potong seledri dan tomat. Iris bawang merah tipis-tipis lalu goring sampai kecoklatan. Setelah ayam empuk, angkat, tirikan lalu suwir-suwir. Sajikan selagi hangat dengan nasi Tambahkan irisan tomat, daun seledri dan bawang goring sebagai toppingnya. Lengkapi dengan kerupuk dan sambal.

Ada yang istimewa dalam proses masakan soto saya kemarin. Si sulung yang seorang lelaki membantu di dapur tanpa disuruh. Biasanya dia masak kalau ingin sesuatu yang belum tersedia di meja makan. Memang anak-anak sudah dibiasakan memasak sejak kelas dua SD. Maklumlah tidak ada asisten rumah tangga dan melatih mandiri. Suami pun turut mengawasi mereka ketika memasak. Masakan simple saja semacam ceplok atau dadar telor, goreng tempe atau tahu.

Mas Uki, kami memanggil si sulung. Dia segera mengambil alih mengupas bawang, menghaluskan bumbu, mecuci ayam dan bahan lainnya. Senyum-senyum sendiri saya meliriknya.

“ Mau jadi chef ya, mas ?” tanyaku melihat gesitnya dia membantuku.

“ Pingin sih, Ma. Asyik kayaknya jadi chef. Bisa memasak apa saja. Bisa kerja di restoran, hotel atau bisa juga buka usaha sendiri”, jawabnya.

Banyak sekali yang dia ceritakan seputar masakan dan pengalaman teman-temannya yang bekerja di kuliner. Padahal biasanya dia jarang sekali ngomong. Berbicara seperlunya saja. Ini sangat luar biasa. Dengan memasak bersama bisa menambah keakraban. Alhamdulillah ya Robb. Sulungku, anak sholehku, lebih dewasa dari umurnya. Pengalaman telah mendewasakannya. Maka nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan ( Ar-Rahmaan : 67).

 

Karawang, 25-07-2021


2 Responses to "Gegara Soto (tantangan om Jay)"