Toleransi Saat Gowes

 Toleransi Saat Gowes

Oleh Sri Sundari C.U

Akhir pekan telah tiba. Seperti biasa anak-anak di lingkunganku berolahraga. Ada yang jogging, lari, bersepeda, bahkan jalan santai. Yang penting menggerakkan badan. Ada yang berpendapat seperti itu. Imun akan terjaga dengan berolahraga secara rutin

Pagi ini aku bersepeda ria ditemani ibuku tersayang. Aku dan ibu suka bersepeda. Kami bersepeda sampai di danau Cipule kabupaten Karawang. Aku senang sekali melihat matahari terbit. Subhanallah. Indah banget pokoknya. Kalian tahu warna matahari ketika terbit? Seperti telor ceplok setengah matang.

Danau Cipule ini sudah beberapa kali digunakan untuk lomba dayung. Diantaranya pernah digunakan untuk Pekan Olah raga Nasional (PON) cabang dayung dan juga Pekan  Olah Raga Daerah (PORDA) Jawa Barat. Semakin siang para goweser pun berdatangan. Kami tetap menjaga prokes karena masih masa pandemi. Beberapa polisi berjaga di gerbang masuk.  Sebuah mobil ambulans juga ada di sana.

Rupanya kami tiba di danau kesiangan. Mentari pagiku sudah memutih. Awalnya mendung sih jadi kami nggowesnya santai. Tak apalah. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah telah mengijinkan aku menatap hangatnya mentari-Mu.

Aku segera minum. Habis sepertiga botol air mineral. Ibu jeprat-jepret saja. Sudah selesai minum, aku berjakan menuju papan besi dan duduk di dekat danau.  

“Dik, Ibu foto ya,” kata ibu sambil mengarahkan kamera Hp padaku.

“Coba lihat, Bu,” ucap ku segera melihat hasil bidikan ibu.

“Hmm, lumayan. Tapi gelap ya,Bu,” ucap ku lagi.

“Ya. Sepengetahuan ibu sih kalau lensa kameranya diarahkan ke matahari pasti hasilnya gelap,” jawab ibu.

Beberapa lama kemudian, mulai berdatangan para goweser.

“Ayo pulang sudah mulai berdatangan tuh goweser. Kita kan harus menjaga prokes, dik,” kata ibu.

“Let’s go,” jawab ku sambil nggowes duluan.

Dalam perjalanan pulang, kami melihat seorang anak sedang menuntun sepedanya sendirian. Sepertinya umurnya tak jauh dari aku. Aku langsung berhenti dan bertanya padanya.

“Kenapa sepedanya dituntun? Aku lihat bannya nggak ada yang kempes,” tanya ku.

“Ini rantainya lepas terus. Tadi sudah dibenerin. Digowes lepas lagi. Bentar-bentar lepas,” jawabnya sambil menyeka keringat yang bercucuran.

“Temanmu mana?” tanyaku lagi.

“Aku emang sendirian,” jawabnya lagi.

“Sepertinya harus ke bengkel itu. Di depan sana ada bengkel kok,” kata ibu.

“Bu, kita tuntun saja ya sampai ke bengkel depan. Kita temani kakak ini. Kata bu guru kita harus toleransi pada siapa aja,” ucap ku pada ibu.

“Betul banget, sayang. Oh, ya. Namamu siapa, nak ?” tanya ibu.

“Saya Dinda, Bu,” jawab Dinda. Tanpa menjabat tangan ibu karena masih pandemi.

“Aku Puspa,” kataku sambil tersenyum.

“Terima kasih, Bu juga Puspa sudah mau menemani saya. Harus ke bengkel ya, Bu? Saya tidak bawa uang. Bekal saya sudah habis,” kata Dinda.

“Tidak apa. Ibu bawa kok,” jawab ibu tersenyum.

Akhirnya kami tiba di bengkel. Bengkelnya juga baru buka. Kami pelanggan pertamanya.

Mang (paman), ini tolong benerin ya.  Rantainya lepas terus, “kata ibu pada pemilik bengkel.

“Tunggu sebentar ya, Bu” kata si amang (paman).

“Ini, Bu. Sudah bagus. Sudah saya beri oli juga. Itu yang dua sekalian saya beri oli,” kata si amang (paman) tak berapa lama.

“Berapa, mang ?” tanya ibu.

“Sepuluh ribu, Bu,” jawab si amang (paman).

Ibu segera membayar dan mengucapkan terima kasih pada si amang (paman). Dinda pun berterima kasih pada ibu dan aku. Hari ini sungguh indah. Aku bisa merasakan hangatnya mentari, kasih sayang ibu dan toleransi pada sesama.

#toleransi

#cerpenanak

#30daysreadingastorywithyourkids.

#onedayonestory

 

Karawang, 26-9-2021.

Sri Sundari C.U



13 Responses to "Toleransi Saat Gowes"

  1. Damainya hidup bertoleransi... Saling membantu sesama...

    BalasHapus
  2. Senangnya punya orang tua seperti ibunya Puspa dan punya anak seperti Puspa. Peduli kepada sesama harus dipraktikkan, bukan dipelajari saja. Bagus cerpennya.

    BalasHapus
  3. Teladan menjadi pembelajaran yang luar biasa untuk anak.

    BalasHapus
  4. Toleransi pada sesama walau tidak saling kenal sangat menyenangkan.

    BalasHapus
  5. Menyenangkan, hobi yang punya banyak pelajaran

    BalasHapus
  6. Indahnya kebersamaan dan saling tolong.

    BalasHapus
  7. Hidup menjadi nyaman ketika berada diantara orang-orang yang saling peduli.
    Salut sama ibunya Puspa

    BalasHapus