Toleransi Saat Gowes
Akhir
pekan telah tiba. Seperti biasa anak-anak di lingkunganku berolahraga. Ada yang
jogging, lari, bersepeda, bahkan jalan santai. Yang penting menggerakkan badan.
Ada yang berpendapat seperti itu. Imun akan terjaga dengan berolahraga secara
rutin
Pagi ini aku bersepeda ria ditemani
ibuku tersayang. Aku dan ibu suka bersepeda. Kami bersepeda sampai di danau
Cipule kabupaten Karawang. Aku senang sekali melihat matahari terbit.
Subhanallah. Indah banget pokoknya. Kalian tahu warna matahari ketika terbit?
Seperti telor ceplok setengah matang.
Danau Cipule ini sudah beberapa kali
digunakan untuk lomba dayung. Diantaranya pernah digunakan untuk Pekan Olah raga
Nasional (PON) cabang dayung dan juga Pekan
Olah Raga Daerah (PORDA) Jawa Barat. Semakin siang para goweser pun
berdatangan. Kami tetap menjaga prokes karena masih masa pandemi. Beberapa
polisi berjaga di gerbang masuk. Sebuah
mobil ambulans juga ada di sana.
Rupanya kami tiba di danau kesiangan.
Mentari pagiku sudah memutih. Awalnya mendung sih jadi kami nggowesnya santai.
Tak apalah. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah telah mengijinkan aku menatap
hangatnya mentari-Mu.
Aku segera minum. Habis sepertiga botol
air mineral. Ibu jeprat-jepret saja. Sudah selesai minum, aku berjakan menuju
papan besi dan duduk di dekat danau.
“Dik,
Ibu foto ya,” kata ibu sambil mengarahkan kamera Hp padaku.
“Coba
lihat, Bu,” ucap ku segera melihat hasil bidikan ibu.
“Hmm,
lumayan. Tapi gelap ya,Bu,” ucap ku lagi.
“Ya.
Sepengetahuan ibu sih kalau lensa kameranya diarahkan ke matahari pasti
hasilnya gelap,” jawab ibu.
Beberapa
lama kemudian, mulai berdatangan para goweser.
“Ayo
pulang sudah mulai berdatangan tuh goweser. Kita kan harus menjaga prokes,
dik,” kata ibu.
“Let’s
go,” jawab ku sambil nggowes duluan.
Dalam perjalanan pulang, kami melihat seorang
anak sedang menuntun sepedanya sendirian. Sepertinya umurnya tak jauh dari aku.
Aku langsung berhenti dan bertanya padanya.
“Kenapa
sepedanya dituntun? Aku lihat bannya nggak ada yang kempes,” tanya ku.
“Ini
rantainya lepas terus. Tadi sudah dibenerin. Digowes lepas lagi. Bentar-bentar
lepas,” jawabnya sambil menyeka keringat yang bercucuran.
“Temanmu
mana?” tanyaku lagi.
“Aku
emang sendirian,” jawabnya lagi.
“Sepertinya
harus ke bengkel itu. Di depan sana ada bengkel kok,” kata ibu.
“Bu,
kita tuntun saja ya sampai ke bengkel depan. Kita temani kakak ini. Kata bu
guru kita harus toleransi pada siapa aja,” ucap ku pada ibu.
“Betul
banget, sayang. Oh, ya. Namamu siapa, nak ?” tanya ibu.
“Saya
Dinda, Bu,” jawab Dinda. Tanpa menjabat tangan ibu karena masih pandemi.
“Aku
Puspa,” kataku sambil tersenyum.
“Terima
kasih, Bu juga Puspa sudah mau menemani saya. Harus ke bengkel ya, Bu? Saya
tidak bawa uang. Bekal saya sudah habis,” kata Dinda.
“Tidak
apa. Ibu bawa kok,” jawab ibu tersenyum.
Akhirnya kami tiba di bengkel.
Bengkelnya juga baru buka. Kami pelanggan pertamanya.
“Mang (paman), ini tolong benerin
ya. Rantainya lepas terus, “kata ibu
pada pemilik bengkel.
“Tunggu
sebentar ya, Bu” kata si amang
(paman).
“Ini,
Bu. Sudah bagus. Sudah saya beri oli juga. Itu yang dua sekalian saya beri
oli,” kata si amang (paman) tak
berapa lama.
“Berapa,
mang ?” tanya ibu.
“Sepuluh
ribu, Bu,” jawab si amang (paman).
Ibu
segera membayar dan mengucapkan terima kasih pada si amang (paman). Dinda pun berterima kasih pada ibu dan aku. Hari ini
sungguh indah. Aku bisa merasakan hangatnya mentari, kasih sayang ibu dan
toleransi pada sesama.
#toleransi
#cerpenanak
#30daysreadingastorywithyourkids.
#onedayonestory
Karawang,
26-9-2021.
Sri Sundari C.U
Damainya hidup bertoleransi... Saling membantu sesama...
BalasHapusTerima kasih Bunda sudah mampir
HapusSenangnya punya orang tua seperti ibunya Puspa dan punya anak seperti Puspa. Peduli kepada sesama harus dipraktikkan, bukan dipelajari saja. Bagus cerpennya.
BalasHapusTerima kasih pak D
BalasHapusTeladan menjadi pembelajaran yang luar biasa untuk anak.
BalasHapusSiap Bunda
HapusCerita anak yg edukatif..
BalasHapusTerima kasih Bunda
HapusToleransi pada sesama walau tidak saling kenal sangat menyenangkan.
BalasHapusTerima kasih Bunda sudah singgah
HapusMenyenangkan, hobi yang punya banyak pelajaran
BalasHapusIndahnya kebersamaan dan saling tolong.
BalasHapusHidup menjadi nyaman ketika berada diantara orang-orang yang saling peduli.
BalasHapusSalut sama ibunya Puspa