Si Twins Belajar Menulis Cerita

 

Si Twins Belajar Menulis Cerita

(Si Sundari C.U)



Sumber: WA Grup


Pagi yang sangat cerah. Sekolah masih sepi. Baru terlihat si twins, Tora dan Tori duduk diteras depan kelas mereka. Entah apa yang mereka obrolkan. Mereka mengobrol sambil melihat pak Karyo menyapu halaman sekolah yang luas.

Mira, Bunga, dan Nuri sudah tiba di sekolah 15 menit yang lalu. Mereka datang lebih awal karena hari ini giliran mereka piket membersihkan kelas. Mereka bergegas menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan meja kursi, sekaligus merapikannya. Dino dan Doni belum juga muncul. Padahal mereka piket juga sekarang.

          “Kebiasaan deh Dino dan Doni belum datang. Mereka juga piket. Masa kita anak perempuan menurunkan semua kursi,” keluh Mira.

          “Iya, tuh. 2D itu kayak yang kompakan. Nanti kita sampaikan saja ke Bu Atik,” kata Nuri.

          “Mereka itu kan selalu kompak,” imbuh Bunga sambil merapikan meja dan kursi guru.

          Tidak lama kemudian bel masuk berbunyi. Teet … teeet … teeeet. Pelajaran pertama akan segera dimulai.

          “Alhamdlillah, kita sudah selesai membersihkan kelas. Semoga bapak dan  ibu guru senang, nyaman mengajar kami,” doa Mira dalam hati.

          Murid-murid berbaris rapi sebelum masuk ke dalam kelas. Buru-buru 2D memasuki barisan. Bu Atik melihat tingkah mereka berdua hanya menggelengkan kepala. Bu Atik segera memasuki kelas. Ketua kelas memimpin doa sebelum mulai belajar. Setelah itu, mereka memberi salam kepada bu guru.

          “Tempat duduk siap. Berdoa di dalam hati, mulai! Selesai!. Beri salam!” tegas ketua kelas memberi aba-aba.

          “Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh,” seru murid-murid memberi salam.

          “Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi murid-murid ibu yang cantik dan tampan. Bagaimana khabar kalian?” tanya bu Atik.

          “Baik, Bu. Sehat, Bu. Baik sekali, Ibu,” jawab mereka dengan senang hati.

          “Alhamdulillah. Semua bahagia sekali ya. Semangat terus ya kalian. Baiklah, Ibu akan memeriksa kehadiran kalian dulu ya. Abdul, Anisa, Basuki, Bunga, Clara, Dino, Doni, Mira, Nuri, Priyo,” kata bu Atik sambil memperhatikan mereka yang dipanggil. Lalu berhenti ketika melihat Priyo duduk sendirian.

“Priyo, apakah Samil belum datang?” Lalu bu Atik pun bertanya kepada murid-murid. Biasanya Samil sudah duduk rapi di kursinya.

“Oh, iya. Maaf, Bu. Ini surat dari orang tua Samil. Tadi saya lewat di depan rumah Samil lalu ibunya menitipkan surat ini,” ucap Puput seraya memberikan surat itu kepada bu Atik.

“Samil sakit. Baiklah mari kita doakan agar Samil segera sehat kembali. Yuk, baca surat Alfatihah bersama-sama,” ajak bu Atik. Lalu mereka membacanya bersama-sama. Kemudian Bu Atik melanjutkan mengabsen siswa hingga selesai.

“Murid-murid Ibu yang sholeh, sholehah sebelum Ibu melanjutkan pelajaran apakah ada yang ingin disampaikan?” tanya bu Atik.

“Iya, Bu. Tadi Dino dan Doni kesiangan. Mereka tidak piket, Bu,” jelas Mira.

“Hmm. Baiklah, Dino, Doni, berapa kali kalian tidak melaksanakan piket?” tanya bu Atik.

“Hari ini saja, Bu,” jawab Doni dan Dino bersamaan.

“Sebagai hukumannya, coba sekarang kalian lafalkan ayat kursi. Bersamaan ya!,” perintah bu Atik. Mereka mulai melafalkan ayat kursi.

“Alhamdulillah. Lancar dan benar. Baik. Jangan diulang lagi ya. Untuk kalian semua jika mendapat jadwal piket, sila datang lebih awal. Baiklah, kita mulai belajar ya. Sekarang kalian mengarang, menulis apa saja bebas. Boleh menulis tentang dirinya sendiri, keluargannya, dan lain-lain.

Mira mulai menulis setelah mendapatkan ide. Dia rajin membaca makanya dia cepat menemukan ide cerita dan segera menulis. Demikian juga dengan Bunga, Nuri, dan teman teman lainnya. Ada yang baru menulis judulnya. ada pula yang sudah mendapat satu paragraf. Si twins Tora dan Tori rupanya masih mengalami kesulitan. Tori baru menulis judulnya. Sedangkan Tora, hmmm … masih kosong.

“Tori, ayo lanjutkan menulis. Judulnya sudah bagus. Yuk, lanjutkan!” kata bu Atik pelan sambil melihat kertas putih Tora masih bersih.

          “Tora tidak tahu, Bu mau nulis apa. Tora tidak bisa mengarang, Bu. Ganti saja ya, Bu tugasnya,” kata Tora dengan raut muka sedih sambil menggaruk kepala yang tidak terasa gatal.

          “Tori juga, Bu. Bagaimana mulai menulisnya? Ini Baru judulnya. Kalimat lanjutannya apa Tori nggak tahu,” kata Tori nampak kebingungan.

          “Tora coba dipikirkan dulu mau nulis tentang apa. Ibu coba bantu Tori dulu, ya,” kata bu Atik berniat beralih ke tulisan Tori. Tiba-tiba Tora memanggilnya.

          “Ibu…Ibu… saya sudah punya judul. Bermain Bola. Boleh tidak, Bu?” tanya Tora.

          “Wah Bagus sekali, Tora. Ayo Tora, Tori  mulai menulis paragraph satu. Mulailah menuliskan apa yang akan kalian ceritakan. Dimana  peristiwa atau kejadian itu. Lalu tulis kapan terjadinya. Siapa saja yang ada di dalam cerita itu. Lalu mengapa. Mengapa bisa terjadi seperti itu. Dan terakhir tulislah bagaimana kejadiannya. Biasa singkat ADIK SIMBA. Sila mencoba,” jelas bu Atik.

          Mereka semua menulis dengan serius. Ada yang lancar, ada  yang berhenti-berhenti. Bu Atik sangat menghargai usaha mereka. Bu Atik sangat senang melihat murid-muridnya sangat merespon pelajarannya. Berikut tulisan Tora dan Tori, si twins.

 

Bermain Bola

(Tora Baskoro)

          Bermain bola seru nih, kataku dalam hati. Bermain bolanya sebaiknya di lapangan dekat sawah. Jadi kalau terlalu keras menendang bolanya tidak akan melukai warga atau merusak rumah. Bermain bola di pagi dan sore hari akan membuat kita sehat.

          Aku akan mengajak Rudi, Eko, Fajar, Dino, dan Doni. Mereka pasti mau. Mereka sangat suka bola. Karena hanya enam orang berarti tiga di sini (Tim A yaituTora, Rudi, dan Eko) lalu di sana. (Tim B yaitu Fajar, Dino, dan Doni). Pulang sekolah nanti aku akan mengajak mereka untuk bermain bola nanti sore.

 

Mona

(Tori Baskoro)

          Hallo teman-teman. Tori mempunyai seekor kucing yang lucu dan pintar. Kucing ini pemberian pamanku. Paman membelikannya di toko hewan “Kirana” ketika aku ulang tahun.

          Kucing yang lucu itu aku beri nama Mona. Bulunya putih, bersih, dan lembut. Bola matanya hitam. Bila di tempat gelap kedua matanya seperti menyala. Dia suka makan ikan. Mona selalu membangunkan aku di pagi hari. Kami selalu bermain bersama.

 

#sitwinsbelajarmenuliscerita

#desemberaiseichallange

#satuminggusatucerpenak

 


Sri Sundari C.U

Karawang, 27 – 12 - 2021

1 Response to "Si Twins Belajar Menulis Cerita"