Sekelumit Rinduku, Yogyakarta
Selamat malam sobat dumayku. Kamis menyapa lagi. Pak
Brian sudah memposting tantangan Kamis Menulis atau Kalis sejak pukul 07.48 wib
waktu di gawaiku. Link blog berisi tema tantangan beserta ketentuannya pun diposting
di grup Lagerunal. Temanya adalah “Yogyakarta.”
Full day school sangat menguras waktu dan energi. Aku
baru sempat membaca sekilas chat para sobatku. Beberapa sobat lage menulis di
chat grup I love DIY tulis pak Damar.
Bu Yusni yang tinggal nan jauh di Sumatera menulis kapan ke Yogya … Ambu Tini yang mumpuni menulis puisi akrostik menulis ga punya pengalaman dg Yogyakarta. Bunda Atik membalas chat buat puisi akrostik Ambu. Sedangkan bu
Sri Wulandari menulis bisa jadi buku solo
nih. Eh, iya itu namanya beda satu huruf saja ya dengan saya. Bunda Ovi
saja sempet tertukar tuh beberapa waktu lalu ketika memberi ucapan selamat
mendapat hadiah Kalis.
Yogyakarta, kota pendidikan, kota gudeg begitu julukan
tenarnya. Kampus negeri pertama di negeri tercinta ini ada di sini. UGM tepatnya.
Dulu pernah bermimpi ngampus di sini. Jangan ditanya seberapa ratus saingan
untuk meminangnya. Ups, untuk diterima menjadi salah satu mahasiswanya. Begitu
maksudnya. Ya sudahlah ngampus di luar negeri saja alias di universitas swasta
saja.
Kota gudeg. Wah … lha ini, salah satu makanan kesukaanku.
Makanan yang terbuat dari gori ini sangat lezatos. Masakan gudeg ini biasanyamemasaknya
dicampur dengan telor ayam rebus. Nasi liwet dipadukan dengan gudeg jian nyamleng tenan (lezat sekali).
Sobat dumayku bila singgah ke Yogya wajib mencicipinya ya. Sekarang sudah
banyak tersedia gudeg kaleng. Tinggal pesan online saja jika belum sempat ke
sana.
Tak kan bosan untuk mengupas Yogyakarta. Yogyakarta itu
sangat terkenal di dunia. Banyak sekali wisatawan luar negeri yang berkunjung
bahkan menetap di sini. Bahkan ada sebuah kampung namanya Kampung Turis. Mereka
fasih berbahasa Jawa kromo inggil (bahasa
Jawa paling halus). Para turis yang tidak tinggal di Kampung Turis pun piawai nyinden (melantunkan lagu-lagu Jawa).
Gemulai pula menarikan tarian Jawa. Wealah, aku saja tidak bisa menari apalagi nyinden.
Yogyakarta
juga mempunyi segudang tempat wisata. Pantai, kebun binatang, candi, keraton, monumen
ada di kota ini. Pantai Selatan yang identik dengan Nyi Roro Kidul. Pantai Parangtritis,
pantai Parangkusumo, pantai Krakal, dan banyak lagi pantai indah lainnya
menyuguhkan keeksotikannya masing-masing memanjakan mata para wisatawan. Pasir
putih di pantai Parangtritis pun diabadikan oleh Agnes Mo dalam video klip salah
satu lagunya. Di tepi pantai, terlihat delman wira-wiri membawa penumpang pun
kuda dengan pawangnya. Angin pantai, ombak yang bergulung-gulung hingga ke
tepian pantai mampu menyihir mereka tak beranjak dari pantai hingga sunset pun
hadir menyapa. Memoriku pun berkelana, membuka kembali rekaman kala itu. Suami
dan anak-anakku yang masih kecil bermain bersama keponakan-keponakanku.
Oh,
ya. Yogya ini juga mempunyai banyak candi. Candi Borobudur dan candi Prambanan
merupakan candi yang terkenal diantara candi-candi yang lainnya. Candi
Borobudur termasuk salah satu tujuh kajaiban dunia. Bila sobat perhatikan jika
sempat jalan-jalan ke sana ya, di sisi selatan candi Borobudur, tepatnya dipegunungan
yang membujur itu sangat mirip dengan sosok seorang biksu.
Malioboro
juga wajib anda singgahi. Oh, ya. Wajah Malioboro sangat jauh berbeda. Terlihat
aneh. Sepanjang jalan yang tadinya dipenuhi para PKL (pedagang kaki lima)
hingga terkesan sangat padat dan semrawut, sekarang bersih, rapi, dan lengang.
Tak satupun tampak PKL menjajakan dagangannya. Rupanya mereka sudah direlokasi
oleh pemerintah daerah.
Pasar
Bringharjo, tempat yang tak kalah menyedot perhatian khususnya bagi kaum Hawa. Inilah
tempat para pecinta batik untuk memperbanyak koleksinya. Tersedia pakaian, tas,
tas laptop, mukena, taplak dan lain sebagainya yang terbuat dari batik. Harga mulai
dari puluhan hingga jutaan rupiah. Tinggal pinang sesuai kocek di kantong
pastinya.
Tak
lupa membeli oleh-oleh berupa makanan ya sobat. Selain gudeg, Yogya ini juga kaya
akan makanan tradisional, diantaranya geplak, bakpia pathuk, sambel goreng
krecek, tiwul. Salah satu buah terkenalnya adalah salak pondoh. Bukan salah
pondok lho ya.
Semoga
ada kesempatan untuk berkunjung kembali ke Yogyakarta.
Karawang, 8-9-2022
Nha.. udah nyicipin mkanan khas jogja kan bu..hrhe.. tiwul, gudeg, geplak, bakpia.. kurang satu lagi groeol dari kulon progo yang termaduk daerah DIY juga...smg nanti berkesempatan ya.. dan main ke Gunungkidul...
BalasHapusGroel baru tahu Bun. Terima kasih sudah singgah
HapusKenapa ya makanan khas jogja, seperti gudek MANIS,
BalasHapusHarus manis, Pak. Karena itu ciri khasnya gudeg. Terima kasih atas kunjungannya.
HapusKeren...berbagi ceritanya,asyik makan khas kota Yogya memang manis. Krn mas dan mbak manis ha...
BalasHapusHa..ha..bisa aja Bunda. Terima kasih atas kunjungannya Bunda 🙏🏿
BalasHapus