Laras, Dudi, cuci tangan kalian dengan sabun ya. Bilas hingga bersih," kata bu Ika mengingatkan putra-putrinya.
"Oke, ibu cantik," jawab Laras.
Mereka segera masuk ke dalam rumah lalu membersihkan diri. Pak Juki lanjut gerak-gerak badan sebentar. Setelah semua masuk dan membersihkan diri, mereka segera sarapan. Nasi goreng spesial ala bu Ika laris manis. Sisa sekitar sepiring.
"Alhamdulillah," kata bu Ika dalam hati.
Selesai sarapan, Laras dan Dudi meyalakan Tivi. Mereka siap menonton kartun favorit mereka, Doraemon dan Ninja Hatori. Beberapa saat kemudian terdengar seseorang mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum Pak, Buk."kata seseorang dari luar.
"w'alaikumsalam," jawab Laras seraya melihat ke jendela. Seorang kakek tua dengan pakaian lusuh berdiri d dekat pintu. Dia segera menghampiri ibunya di dapur.
"Buk, itu lho ada pengemis di luar," kata Laras pada ibunya.
Bu Ika segera mengambil sepiring nasi goreng dan sebotol air mineral.
"Ini bawa keluar dan kasih ke orang itu. Yang sopan ya ngasihnya," kata bu Ika.
Laras segera membawa keluar nasgor itu lalu memberikannya pada kakek tua itu dengan sopan.
"Terima kasih ya, Nak. Jadi anak sholehah dan pintar ya," kata kakek itu.
"Pak Juki keluar lalu ngobrol sebentar. Bu Ika pun keluar membawa buntalan pakaian bekas pantas.
"Terima kasih ya,Nak. Semoga Allah memudahkan rejeki kalian," kata kakek tua itu.
"Aamiin,"jawab jawab pak Juki dan bu Ikah berbarengan.
Laras dan Dudi memperhatikan mereka dari dalam rumah. Tak sabar ingin segera bertanya pada bapak ibunya.
"Pak, Buk emang harus ya ngasih orang yang tidak kita kenal ?" tanya Dudi
"Kita wajib berbagi rejeki pada mereka. Banyak atau sedikit rejeki yang kita terima tetap harus berbagi. Rejeki yang kita terima ini bukan sepenuhnya punya kita. Ada hak mereka. Jangan sampai kita memakan hak orang lain ya, sayang. Dengan berbagi rejeki kita lebih berkah. Dudi dan mbak Laras juga sangat boleh berbagi kok," jawab pak Juki.
"Anak kecil juga boleh berbagi ya, Pak?" tanya Laras.
"Boleh banget dong, sayang," jawab bu Ika.
Semenjak itu, Laras dan Dudi menyisihkan uang sakunya. Mereka mengumpulkannya di kasrdus bekas sepatu. Mereka bagikan ketika melihat orang seperti kakek tadi.
"Puji syukur pada-Mu atas putra-putri sholeh sholehah," kata bu Ikah dalam hati.
#cerpen
#cerpenanak
#aiseiseptemberchallangeforpublishing
Mengandung pelajaran yang berharga bagi anak-anak.
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih pak D
HapusBagus, mohon izin, pengalaman dulu saya, kalau untuk cerita anak katanya sih sebaiknya dihindari tokoh orang dewasa yang menceramahi, hehe. Abaikan jika kurang berkenan. 🙏
BalasHapusTerima kasih masukannya Bunda untuk perbaikan selanjutnya 😍
HapusTanamkan berbagi pada anak sejak dini
BalasHapusInsyaallah. Terima kasih Bunda ��
BalasHapusCerita nya asyik dan penuh hikmah. Cocok untuk anak
BalasHapusCerita tantang karakter yang baik. Mantap Bu
BalasHapusTerima kasih Pak
HapusBerbagi sejak kecil, indahnya
BalasHapusInsyaallah. Terima kasih Bun sudah berkunjung
BalasHapusContoh teladan ternyata lebih mempan drpd ceramah..
BalasHapusSetuju Bunda. Terima kasih sudah singgah 😍
HapusTeladan orang tua menjadi inspirasi bagi anak.
BalasHapusSiap Bunda. Terima kasih sudah berkunjung 😍
BalasHapusWah keren nih berbagi tanpa mengenal untuk memandang siapa yang dikasihkan.
BalasHapusInsyaallah. Terima kasih pak sudah berkenan singgah 🙏
HapusMengajarkan nilai dan arti berbagi dengan cara kreatif lewat cerita
BalasHapusTerima kasih Pak Momo. Mengikuti jejak pak Momo juga
HapusSenengnya Bu Ika memiliki bidadari cantik dan sholekhah. Sesuk tak ambil mantu ah!
BalasHapus