Menulis Dalam Kesibukan

 




Resume           : 25

Judul               : Menulis Dalam Kesibukan

Narasumber     : Much. Khoiri

Gelombang      : 19

 

Bismillahirrohmanirrohim

“Apa yang kita angankan akan lenyap, apa yang kita katakana akan musnah, apa yang kita lakukan akan tak tersisa-kecuali dituliskan. Ia akanabadi dan menyejarah.”  (mk)

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta)

Senin, 6 September 2021. Pagi nan cerah. Secerah kalbuku. Semoga berkah hari ini. Pagi ini diadakan vaksin pertama Sinovac bagi siswa usia 12 hingga 17 tahun di tempat ku bertugas. Vaksin hari ini khusus bagi siswa yang belum kebagian vaksin beberapa waktu lalu. Segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik. Vaksin pun berjalan lancar.



Kuliah malam ini sungguh luar biasa. Omjay bertugas sebagai moderator kali ini. Beliau akan membersamai narasumber hebat, bapak Moch. Khoiri. Beliau ini seorang dosen di Universitas Negeri Surabaya. Beliau juga seorang penulis buku. Sila berkunjung laman  https://muchkhoiri.com/ atau muchkhoiriunesa@gmail.com. Sila berkunjung pula di youtube Blantik Literasi.


Siapa yang tidak sibuk? Setiap profesi pasti mempunyai kesibukan yang berbeda. Kesibukan tersebut dapat menjadi beban. Pada akhirnya kesibukan dijadikan alasan untuk tidak menulis. Padahal di balik kesibukan akan ada peluang danMkesempatan, sebagaimana kesulitan akan ada kemudahan.   

Ternyata TUGAS diberikan pada yang suka SIBUK. Sehingga diperlukan manajemen kesibukan. Perhatikan skema berikut : Sesibuk apapun anda pasti ada kesempatan. Maka temukan kesempatan tersebut. Dengan terbatasnya kesempatan tersebut maka sangat perlu perubahan sikap, termasuk niat. Sebelum mulai melakukan apapun niatkan terlebih dahulu. Dengan melibatkan Allah dalam kegiatan kita, insyaallah akan lebih barokah hasilnya.Setelah niat segeralah beraksi termasuk menulis. Segeralah beraksi termasuk menulis. Namun, ada orang yang menikmati kesibukannya dengan menulis. Pribadi yang seperti ini menempati tingkatan maqom Sebagaimana maqom tasawuf dari syariat, hakikat dan ma’rifat.

Ppt Moch. Khoir

Bagaimana mendidik diri menulis? “Mendidik diri menulis bukan hanya membuat diri kompeten di bidang menulis, melainkan juga berani menegakkan prinsip “reward and punishment,” jelas pak Khoir. Berilah reward pada diri sendiri bila bisa mencapai target menulis, misalnya setiap hari bisa menulis atau dua hari sekali posting tulisan. Jalan-jalan, nge-mall, nge-gym, makan di restoran, dan lainnya. Demikian juga bila tidak bisa menulis atau tidak mencapai target menulis maka berilah punishment.

Pak Khoir menjelaskan ada 13 strategi jitu untuk menulis, yaitu :

1. Tetapkan niat menulis.

Segala sesuatu tergantung niatnya. Niat itu laiknya surat. Bila salah menulis alamat maka surat pun nyasar. Niat dan yakin merupakan daya dorong dan daya tahan.

2.   Rajinlah membaca.

“Orang yang rajin membaca bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa depan. Hadir di setiap sejarah, dan hadir di setiap imajinasi orang-orang hebat.”

3.   Gunakan alat rekam gagasan.

Kamera,gawai, notebook dapat digunakan untuk alat rekam ide tulisan kita. Dengan gambar atau foto, kita dapat menghasilkan tulisan luar biasa. Demikian juga dengan catatan singkat di gawai maupun notebook.

4.   Tentukan waktu utama menulis.

Pilih waktu paling nyaman untuk menulis. Kita sendiri yang mengetahui kapan waktu nyaman itu. Mungkin pada waktu sahur, pagi hari, sore hari atau dini hari. Namun ada 3 prinsip penting yang harus diperhatikan, yaitu (a) jangan berbenturan dengan jam kerja utama. (b) Merasa nyaman dengan pilihan waktu. (c) Memegang komitmen untuk disiplin.

5.   Menulis di dalam hati.

“Writing makes no noise, except groans, and it can be done everywhere, and it is done alone.” Ursula K. LeGuin.

6.   Menulis di waktu utama.

Penulis biasanya memilih ketika keadaan tenang, sepi sehingga mudah untuk menulis. Lima prinsi penting dalam menulis, yaitu (1) Tulislah apa yang ingin and abaca. (2) Tulslah dengan jelas, jangan samar. (3) Tuangkan gagasan dan mengalirlah. (4) Tidak ada ide dulu. Ia hadir saat menghadap computer. (5) Tetap tekun menulis.

7.       Manfaatkan waktu luang. Waktu luang yang sedikit gunakan untuk menulis di blog atau menulis dimana saja.

8.       Menulis yang dialami.

 Hal yang dialami sendiri biasanya lebih mudah ditulis.

9.       Menulis yang dirasakan.

“Lebih baik menulis hal yang dirasakan daripada hal-hal yang anda ketahui” L.P. Hartley.

10.   Menulis dengan riang.

Ketika Anda riang, bahagia, Anda dipenuhi passion atau gairah yang menyala-nyala dan menggugah.  Jantung (yang secara spiritual disebut qalbu, yang terdiri atas akal dan jiwa/nafs) berirama rileks, akal pun bekerja sehat. Ujung-ujungnya, neuron-neuron dalam sel otak “hidup”—sehingga Anda memiliki gerak pemikiran yang jernih dan lancar.

11.   Menulis yang banyak.

Robert Southey: “By writing much, one learns to write well”. (Dengan menulis yang banyak, orang belajar keras untuk menulis dengan bagus.)

12.   Membuat motto dahsyat.

13.   Menulis dengan doa. Awali menulis dengan basmallah dan akhiri dengan hamdallah. 

Alahamdulillah, kuliah selesai. Sapa Ora Sibuk (Menulis dalam Kesibukan). Setiap pribadi yang bernapas pasti sibuk. Pandai-pandailah mengatur waktu untuk konsisten menulis. Semoga Tulisan  bermanfaat bagi sesama. 

Terima kasih pak Moch. Khoiri, Omjay dan tim atas ilmunya. Semoga kita semua selalu sehat hingga dapat menulis sesuai target. Aamiin.

 

Karawang, 7-9-2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                                                               

 


2 Responses to "Menulis Dalam Kesibukan"

  1. Lengkap sekali resumenya. Tampilannnya juga bagus, Bu. Sukses bersama manajemen waktu yang baik.

    BalasHapus
  2. Terima kasih bun. Bu Ros salah satu inspirator saya.

    BalasHapus