Puspa dan Hani
(Sri Sundari C.U)
Puspa
mempunyai seekor kucing. Namanya Hani. Hani, seekor kucing yang sangat lucu. Hani
mempunyai bulu yang sangat lembut, berwarna putih dan sedikit warna hitam di
kepalanya. Puspa memberinya makanan kucing setiap hari. Puspa selalu bermain
bersamanya. Puspa sangat menyayanginya.
Seperti
biasanya, Puspa berjalan keluar akan pergi ke sekolah. Hani selalu
mengikutinya.
“Hani,
aku ke sekolah dulu ya. Jangan nakal ya di rumah,” kata Puspa sambil mengelus
kepala Hani.
“Meong,
meong,” jawab Hani seolah mengerti ucapan Puspa. Lalu dia masuk ke dalam rumah.
Pukul
12.00 wib waktunya pulang. Bunda Puspa dan bunda-bunda lainnya sudah siap di
luar gerbang sekolah untuk menjemput putra-putrinya. Puspa pun keluar gerbang
lalu membonceng bundanya.
Biasanya
Hani selalu di teras menunggu Puspa pulang. Tetapi siang ini dia tidak
kelihatan. Puspa segera bertanya kepada bundanya tentang keberadaan Hani.
“Bunda,
Hani kemana ya? Puspa sudah mencari Hani kemana-mana tapi belum ketemu juga.
Bunda lihat enggak dimana Hani?” tanyaku pada Bunda.
“Tadi
dia ke luar-masuk sambil mengeong keras sekali. Oh, ya sepertinya dia akan melahirkan. Bunda mengambil
kardus. Bunda memberi alas juga. Lalu bunda masukkan dia ke dalam kardus. Coba
Puspa lihat di belakang pintu itu,” jawab bunda.
Puspa
segera menuju ruangan yang ditunjuk bundanya. Benar saja. Hani ada di dalam
kardus itu. Rupanya Hani sudah melahirkan . Dua ekor anak kucing. Yang satu
berwarna putih. Satunya lagi putih belang hitam di perutnya. Puspa memberi nama Putih dan Belang. Senang sekali Puspa mempunyai 3 ekor kucing.
Pagi berikutnya, Puspa pergi ke sekolah dengan bersemangat sekali. Sebelum berangkat, dia melihat si Putih dan Si Belang. Mereka masih tidur. Puspa tersenyum lalu berangkat ke sekolah.
Pulang sekolah dia langsung menuju kardus si trio. Alangkah terkejutnya Puspa
mengetahui kardusnya kosong. Dia mencari keberadaan trio ke seluruh ruangan. Tidak
ditemukan. Dia bergegas menemui bundanya. Bunda mengatakan tadi ada kucing lain
masuk. Sekilas bunda melihat kucing itu menggigit sesuatu di mulutnya sambil
berlari keluar. Bunda bergegas mengejar kucing itu tetapi kucing itu berhasil
lolos. Bunda lalu melihat isi kardus. Kardusnya kosong. Berarti benar tadi
itu…kata bunda dalam hati.
Puspa
sedih sekali mendengar keterangan bundanya. Puspa mulai menangis. Bunda memeluk
Puspa. Tangis Puspa semakin kencang. Bunda memeluknya lebih erat. Bunda mengusap-usap
punggungnya sampai tangis Puspa berhenti. Bunda menasehatinya dengan lembut.
“Saat
ini Sang Pencipta belum mengijinkan Puspa mempunyai kucing lagi. Nanti pasti
Dia akan memberikannya untukmu. Bahkan diganti dengan yang lebih bagus dan
lebih banyak,” kata bunda.
Puspa
hanya mengangguk. Puspa memeluk Hani saat dia mendekatinya. Hani pun sedih
kehilangan kedua anaknya. Bunda mengajak Puspa untuk memberi makan Hani. Puspa segera memberinya makan. Puspa mencuci tangannya hingga bersih lalu makan siang bersama bunda. Setelah makan dan
salat dhuhur, Puspa kembali bermain bersama Hani.
Karawang,
28 – 3 - 2022
0 Response to "Puspa dan Hani"
Posting Komentar