Secangkir Coklat Hangat

 

Secangkir Coklat Hangat

(Sri Sundari C.U)



          “Dik, kenapa? Ada PR sulit ya?” tanya Rais melihat adiknya membolak-balik buku paketnya dengan gelisah.

           “Hmm…,” jawabnya singkat lalu menutup bukunya.

          Rais merasa ada yang disembunyikan Yusuf. Dia keluar kamar Yusuf menuju dapur. Dia membuat 2 cangkir coklat hangat kesukaan mereka. Rais kembali ke kamar Yusuf.

“Coklat hangat datang… Nih, minum dulu,” kata Rais sambil memberikan secangkir coklat hangat untuknya.

“Mas tahu saja kesukaanku. Terima kasih,” kata Yusuf sambil menerima cangkir berisi coklat hangat itu. Dia segera menyeruputnya sekali, dua, tiga kali. Perasaannya lebih tenang.

“Sekarang cerita sama mas. Ada apa? Tugasnya susah ya?” tanya Rais.

“Tadi di sekolah aku membantu Anto menyelesaikan tugas SBDP membuat anyaman. Ketika kami sedang menyelesaikan anyaman itu, datang Bono. Dia mendekat kemudian menarik anyaman itu. Anyamannya sobek, rusak. Dia pergi tidak minta maaf dulu. Anto tidak marah. Aku kesal sekali melihat sikap Bono. Aku kasih kertasku yang tidak terpakai. Kami membuatnya dari awal. Sebelum bel masuk berbunyi, anyamannya sudah selesai,” jelas Yusuf

“Hebat kamu, Dik.  Mau membantu teman yang sedang kesulitan. Itu namanya sayang terhadap teman. Anto juga sabar ya. Lantas masalahnya apa?” tanya Rais.

“Ya aku kesal sama Bono. Aku mau menyampaikan kenakalan Bono dilarang sama Anto,” jawab Yusuf.

“Besok dik Yusuf menemui bu guru. Sampaikan kenakalan Bono. Ceritakan yang sebenarnya. Boleh kamu mengajak teman selain Anto yang melihat kejadian itu,” kata Rais.

Esok harinya, Yusuf Bersama Dani menemui bu guru Risa. Yusuf menceritakan semuanya. Bu Risa masuk ke dalam kelas. Lalu memanggil Bono dan Anto. Setelah dinasehati bu Risa, Bono meminta maaf kepada Anto. Yusuf pun merasa lega.

 

Karawang, 20 – 3 - 2022

0 Response to "Secangkir Coklat Hangat"

Posting Komentar